KENDAL – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari bertujuan mengingatkan bahwa penanganan sampah perlu menjadi perhatian semua elemen masyarakat.
Tak mau ketinggalan, Kalapas Terbuka Kendal, Rusdedy mengajak jajaran serta warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk berpartisipasi langsung dalam peringatan HPSN dengan cara mengumpulkan sampah-sampah organik, pada Minggu (26/02/23).
Mengambil tempat di Pasar Kendal, Petugas dan WBP Lapas Terbuka Kendal mengumpulkan sampah organik dari pedagang pasar berupa sayur dan buah-buahan yang sudah menurun kualitasnya sehingga tidak mempunyai nilai ekonomis lagi.
Rusdedy mengatakan bahwa selain partisipasi dalam peringatan HPSN, pihaknya mengumpulkan sampah organik juga mempunyai tujuan memberikan edukasi kepada warga binaan tentang pengolahan kompos dari sampah organik.
“Kegiatan mengumpulkan sampah ini selain bentuk partisipasi peringatan Hari Peduli Sampah Nasional juga sebagai edukasi kepada warga binaan mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu kompos, ” terang Rusdedy.
Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2023 mengusung tema Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat, berangkat dari tema ini partisipasi Lapas Terbuka Kendal diwujudkan dengan pengumpulan 3 (tiga) ton sampah organik yang akan diolah sebagai kompos.
Sebagai informasi, Lapas Terbuka Kendal bekerja sama dengan Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) dan Akademi Rakyat Mandiri Pangan berkomitmen untuk melaksanakan pertanian regeneratif. Komitmen ini diawali dengan pelatihan pertanian regeneratif yang telah digelar pada awal februari lalu.
Baca juga:
FMN : Samarinda Siapkan Diri Songsong IKN
|
Masih pada kesempatan yang sama, Rusdedy menerangkan bahwa pertanian regeneratif menggunakan pupuk alami/kompos dalam prosesnya, sehingga membutuhkan kompos dalam jumlah yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, kegiatan mengumpulkan sampah akan menjadi agenda rutin Lapas Terbuka Kendal.
“Sudah menjadi komitmen kami untuk menerapkan pertanian regeneratif yang bebas dari pupuk kimia. Oleh sebab itu, kegiatan mengumpulkan sampah akan menjadi agenda rutin agar pembuatan kompos berjalan secara berkesinambungan, ” lanjut Rusdedy.
Lapas Terbuka Kendal sendiri sudah memiliki sarana Rumah Komposter yang berisi sepuluh bak pembuatan kompos, untuk sementara proses pembuatan kompos masih dengan proses fermentasi manual dengan menggunakan EM4 yang memerlukan waktu proses sekitar 2-3 bulan agar sampah berhasil diubah menjadi kompos.
Harapannya, kedepan Lapas Terbuka Kendal mempunyai mesin komposter sehingga proses dalam membuat kompos dapat lebih cepat karena faktor-faktor pendukung seperti ukuran bahan baku, aerasi, kelembaban, suhu dan mikroorganisme terpenuhi secara maksimal.
(N.Son/***)